Reset Password root Database MySQL di Linux

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database yaitu SQL (Structured Query Language). SQL sendiri adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Kelebihan dari suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. MySQL juga memiliki portabilitas yang tinggi sehingga dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, dan masih banyak lagi.
Namun dibalik kehandalannya pernahkah Anda lupa dengan password root MySQL Anda?Jika Anda mengalami hal seperti ini, jangan panik dahulu. Apalagi sampai menginstal ulang MySQL Anda. Berikut cara mereset password root MySQL Anda, sistem yang digunakan yaitu Linux distro Ubuntu :
1. Buka 2 console atau terminal Anda, bisa dengan kombinasi Ctrl+Alt+F1( console 1), Ctrl+Alt+F2(console 2), dst.
2. Pada console 1, matikan service MySQL Anda, dengan mengetik perintah :
$sudo /etc/init.d/mysql stop
3. Pada console 2 aktifkan kembali service MySQL dengan option -–skip-grant-tables, dengan mengetik perintah:
$sudo mysqld –skip-grant-tables
4. Balik ke console 1, jalankan MySQL client dengan mengetik perintah:
$mysql
5. Pilih database mysql
mysql> use mysql;
6. Kemudian ubah password root dengan melakukan query sebagai berikut:
mysql> update user set Password=password(‘password_baruku’) where User= ‘root’;
7. Lakukan flush privileges:
mysql> flush privileges;
8. Kembali ke console 1 matikan service MySQL dengan cara:
$sudo killall mysqld
9. Jalankan kembali service MySQL pada console 1 dengan cara:
$/etc/init.d/mysql start
Mudah-mudahan bermanfaat.

Membuat Access Point (Ad Hoc Network) di Ubuntu

Bagaimana jika kita menemui kasus sebagai berikut:
Lima orang programmer sedang berkumpul untuk konsolidasi sistem yang tengah mereka buat. Masing-masing membawa notebook yang dilengkapi dengan wifi. Mereka membutuhkan koneksi satu sama lain sebagaimana sebuah LAN (Local Area Network). Inilah saat yang tepat untuk membuat access point di salah satu notebook, sedang notebook lainnya sebagai client.
Buatlah file repository RAB /etc/apt/sources.list.d/rab.list:
Perbaharui daftar paket:
# apt-get update
Pasang paket yang dimaksud:
# apt-get install wicd-adhoc
Setelah itu installer mencoba mencari wifi interface. Jika segala sesuatunya lancar akan tampil seperti ini:
Nama pavilion
Interface wlan0
IP 192.168.2.1
Encrypt False
Jika ada kendala, sesuaikan /etc/wicd-adhoc.conf, lalu jalankan ini:
# /etc/init.d/wicd-adhoc start
Mudah-mudahan Anda beruntung agar bisa melanjutkan tahap berikutnya.
Sampai di sini sistem sudah dapat menerima “DHCP protocol”, namun belum bisa memberikan IP ke client. Untuk itu pasanglah paket berikut ini:
# apt-get install dhcp3-server
Kemudian sesuaikan /etc/default/dhcp3-server:
INTERFACES=”wlan0″
Sesuaikan juga /etc/dhcp3/dhcpd.conf:
ddns-update-style none;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
authoritative;
log-facility local7;
subnet 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 {
interface wlan0;
range 192.168.2.2 192.168.2.10;
option routers 192.168.2.1;
option domain-name-servers 202.59.201.67;
}
host pavilion {
hardware ethernet 00:1b:77:ca:d3:0f;
fixed-address 192.168.2.1;
}
MAC address 00:1b:77:ca:d3:0f bisa diperoleh melalui:
# ifconfig wlan0 | grep HWaddr
wlan0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:1b:77:ca:d3:0f
Perhatikan blok host pavilion yang sebenarnya milik server itu sendiri. Mengapa masih perlu didaftarkan ?
Uji coba menunjukkan setelah interface wlan0 aktif dengan IP 192.168.2.1 dan DHCP server diaktifkan, wicd server melakukan “request IP” pada interface wlan0. Lalu disambut DHCP server dengan memberi IP 192.168.2.2. Blok itu memastikan wlan0 tetap mendapatkan IP 192.168.2.1 sesuai dengan MAC address-nya.
Kemudian aktifkan daemon-nya:
# /etc/init.d/dhcp3-server start
Konfigurasi selesai. Aktifkanlah wifi di notebook lainnya. Anda bisa pantau client request dengan cara:
# tail -f /var/log/messages
May 30 15:58:03 pavilion dhcpd: DHCPREQUEST for 192.168.2.3 (192.168.2.1) from 00:14:a7:2b:28:8c via wlan0
May 30 15:58:03 pavilion dhcpd: DHCPACK on 192.168.2.3 to 00:14:a7:2b:28:8c via wlan0
Bila server ini direstart sistem access point ini otomatis aktif. Jika tidak ingin itu terjadi, Anda bisa matikan autostart-nya:
# rm -f /etc/rc?.d/S??wicd-adhoc
Lalu aktifkan manual dengan cara:
# /etc/init.d/wicd-adhoc start
Secara keseluruhan teknik ini disebut juga dengan membuat Ad-Hoc Network. Selamat mencoba.

Membangun Router di Rumah dengan Ubuntu

Banyak rumah saat ini sudah memiliki akses Internet mandiri. Beberapa di antaranya bahkan telah menggunakan koneksi broadband dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Pertanyaannya, bisakah koneksi Internet tersebut dibagi-pakai ke banyak PC atau notebook di rumah? Jawabnya bisa, dengan router!
Router yang akan dibuat — meskipun untuk kelas rumahan — dijamin memiliki kestabilan dan keamanan kelas enterprise karena didukung dengan sistem operasi Linux. Eits, jangan alergi dulu dengan Linux. Linux yang ini sengaja dipilih dari distro Ubuntu Desktop — distro Linux termudah dan banyak digunakan sebagai terminal kerja. Kami jamin, Anda enggak bakal bertemu dengan perintah baris Linux yang banyak ditakuti oleh pengguna awam.
Di sini kita akan menggunakan Linux Ubuntu Desktop versi 8.10 (Intrepid Ibex). Namun pengguna Ubuntu versi di bawahnya juga tetap dapat mengikuti langkah yang sama. Oh ya, router yang akan kita buat menggunakan aplikasi Firestarter (www.fs-security.com) yang punya lisensi gratis 100%. Aslinya, aplikasi ini adalah sebuah firewall dengan fitur router. Jadi router Anda nantinya akan memiliki fasilitas firewall. Asyik, kan?
Mari kita mulai. Sebagai langkah awal, siapkan PC yang sudah ter-instal Ubuntu dan memiliki koneksi Internet aktif sehingga Anda bisa browsing di sana. Jangan lupa sediakan pula sebuah kartu jaringan tambahan untuk menghubungkan Ubuntu ke jaringan lokal.
Instalasi Komponen Utama
1. Ada dua komponen utama yang harus di-instal sebelum kita dapat memfungsikan PC sebagai router, yaitu Firestarter dan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). Komponen DHCP hanya perlu di-instal jika Anda ingin alamat IP dialokasikan otomatis kepada klien. Jika ingin melakukan konfigurasi alamat secara manual, DHCP tidak wajib di-instal. Untuk meng-instal Firestarter dan DHCP, klik menu System > Administration > Synaptic Package Manager (SPM). Kemudian masukkan password root Ubuntu Anda (jika diminta).
2. Dari jendela SPM, manfaatkan fasilitas “Quick Search” untuk mencari paket Firestarter. Jika sudah ketemu, klik kotak kecil di sebelah paket Firestarter dan pilih “Mark for Installation”.
3. Selanjutnya, dengan cara yang sama, lakukan pencarian untuk paket DCHP. Jika SPM menyajikan banyak pilihan, pastikan Anda memilih paket “dhcp3-server”. Klik kembali kotak kecil dan pilih “Mark for Installation”. Kemudian klik tombol “Apply” dengan ikon centang hijau yang ada di atas. Sisanya biar Linux yang mengerjakan.
Konfigurasi Router
4. Jika instalasi berjalan dengan mulus, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi Firestarter agar semua koneksi dari klien bisa diteruskan ke Internet. Jalankan Firestarter dari menu Applications > Internet > Firestarter dan masukkan password root Ubuntu jika diminta.
5. Dari jendela utama Firestarter, klik menu Preferences di bagian atas (pastikan tab “Status” aktif), kemudian pilih Network Setting. Perhatikan 2 kotak drop-down yang ada di sana. Kotak drop-down paling atas adalah antarmuka jaringan yang terkoneksi dengan Internet. Jika menggunakan kartu jaringan Ethernet, antarmuka yang ditunjukkan kemungkinan besar adalah “eth0”. Sementara kotak drop-down kedua menunjukkan antarmuka untuk jaringan lokal.
6. Jika sudah ditentukan mana jaringan Internet dan lokal, Anda tinggal mengaktifkan (centang) opsi “Enable Internet connection sharing” dan “Enable DHCP for the local network” (alokasi IP klien otomatis). Rentang alokasi IP menggunakan DHCP juga bisa Anda tentukan sendiri, dengan mengklik tanda panah hitam di sebelah opsi “DCHP server details”. Opsi lain di jendela ini bisa dibiarkan apa adanya, karena kita tidak terlalu membutuhkannya.
7. Setelah semua selesai disetel, klik tombol “Accept”. Dengan mengklik tombol “Start Firewall”, PC Anda sudah menjadi sebuah router untuk berbagi koneksi Internet. Mudah, bukan?
TIPS: Bonus Firewall
Tidak lengkap rasanya jika sebuah router tidak dilengkapi dengan pengaman tambahan untuk menangkal serangan yang sangat mungkin datang dari sisi Internet. Untungnya, Firestarter memang didesain untuk mengamankan PC yang terhubung ke Internet, termasuk klien-kliennya yang terhubung melalui fasilitas Internet Connection Sharing.
Sebenarnya, secara default, Firestarter sudah bekerja sebagai firewall sejak pertama kali diaktifkan. Tetapi setelan default menurut kami masih memiliki banyak lubang yang jika tidak ditutup bukan tidak mungkin bakal ditembus cracker.
Apabila keamanan menjadi prioritas Anda saat berselancar-ria, tidak ada salahnya mengikuti langkah-langkah sederhana berikut.
A. Menghadang Serangan dari Luar
1. Buka kembali jendela Preferences di Firestarter. Kali ini pilih “ICMP Filtering” dan aktifkan (centang) opsi “Enable ICMP Filtering”. Abaikan opsi lain di bawahnya jika memang tidak ada fitur lain dari protokol ICMP yang diizinkan diterima PC. Selanjutnya, klik tombol Accept.
2. Kembali ke jendela utama Firestarter, lalu pilih tab “Policy”. Di opsi Editing, pastikan terpilih “Inbound traffic policy” yang artinya kita akan membuat aturan tentang “siapa saja yang boleh mengakses PC atau port dari sisi Internet”. Jika tidak ada port yang boleh diakses dari Internet, maka pastikan daftar “Allow connection from host”, “Allow service”, dan “Forward service” dalam keadaan kosong. Sebaliknya, jika ingin membolehkan sebuah host dari sisi Internet terkoneksi ke router ini, klik kanan area kosong di daftar “Allow connection from host” dan pilih “Add rule”. Kemudian masukkan alamat IP dari host yang diizinkan mengakses router. Jika sudah, jangan lupa klik tombol “Add” dan “Apply”. Cara yang sama bisa dilakukan untuk membolehkan koneksi port/service dari Internet, hanya saja Anda harus bekerja di daftar “Allow service”.
3. Jika sudah, coba tes PC Anda dengan bantuan situs audit keamanan milik Gibson Research (www.grc.com). Bandingkan hasil sebelum dan sesudah konfigurasi dilakukan (lihat apakah Anda mendapat predikat “Passed” pada TruStealth Analysis atau tidak).
B. Membatasi Akses URL Klien
Setelah berhasil membatasi akses dari luar, sekarang kita akan membuat batasan terhadap klien yang akan mengakses Internet. Hal ini sangat berguna jika Anda ingin menghemat bandwidth atau mencegah pengguna di bawah umur mengakses situs yang tidak semestinya. Begini cara melakukannya.
1. Dari jendela utama Firestarter, klik tab “Policy” dan ubah dropdown editing menjadi “Outbound traffic policy”. Opsi ini dipakai untuk membatasi akses klien lokal ke Internet atau kebalikan dari “Inbound traffic policy” yang telah kita bahas di atas.
2. Akan muncul dua radio button yang masing masing berisi opsi “Permissive by default, black list traffic” dan “Restrictive by default, whitelist traffic”. Permissive by default digunakan jika Anda ingin mengizinkan semua lalu lintas data dari klien ke Internet dan menggunakan daftar policy untuk memblok alamat, host atau service/port tertentu. Sebaliknya, Restrictive by default digunakan untuk memblok semua lalu lintas data dari klien ke Internet dan menggunakan daftar policy untuk membolehkan akses ke alamat, host atau service/port tertentu. Jika ingin memblokir alamat tertentu saja, pilih Permissive by default.
3. Untuk memerintahkan agar Firestarter memblokir situs tertentu, lakukan dengan mengklik kanan area kosong di daftar “Deny connection to host”, lalu pilih “Add rule”. Masukkan alamat IP atau nama domain (tanpa “http://”) di field “IP, host or network”, lalu klik Add. Jika sudah, jangan lupa mengklik Apply di bagian atas jendela Firestarter. Coba kunjungi alamat yang diblokir tadi menggunakan browser.

Membangun Proxy Server Dengan Ubuntu

This summary is not available. Please click here to view the post.

Membuat Hotspot dengan Wi-Fi di Linux Ubuntu

Apa yang harus dipersiapkan? Anda harus punya :
  • Koneksi internet. Ini mutlak harus Anda punya
  • Komputer/laptop yang memiliki wireless card dengan OS Ubuntu, karena saya sedang membahas membangun hotspot di Linux Ubuntu :p
  • Connection manager 0.7 atau sesudahnya
  • paket dnsmasq-base, untuk menginstalnya ketikkan sudo aptitude install dnsmasq-base
Apa yang harus kulakukan?
  1. Klik logo connection di taskbar atas, lalu klik ‘Create New Wireless Connection’
  2. hotspot
  3. Masukkan nama connection, terserah. Nama kucing tetangga juga boleh
  4. Set Security ke Web 40/128-bit Keys
  5. Isi password, terserah. Disarankan lebih dari 5 karakter
  6. Klik ‘Create’ untuk membangun hotspot
Selesai! Anda bisa mencoba mengakses dari laptop lain dengan hotspot yang Anda buat, bahkan dari Windows sekalipun
Nih buktinya :
 Hotspot
Hehe, Anda bisa mencoba membuat hotspot kecil di mana saja dan kapan saja

Sumber /http://blog.fauziahsan.com/