Cara Mudah Install (Ubuntu) Linux di Flash Disk Menggunakan Universal USB Installer

Ingin mencoba menggunakan sistem operasi linux tetapi masih ragu akan kompatibilitas dengan dirver, software dan lain-lain? Linux live CD adalah solusinya. Dengan live CD anda bisa mencoba menggunakan Linux tanpa harus menginstallnya di komputer. Tetapi, jika masih penasaran dengan Linux, anda bisa mencoba menginstallnya di USB flash disk.
Dengan menginstallnya di dalam flash disk, anda punya banyak kesempatan untuk bereksperimen tanpa harus mengganggu sistem operasi yang sudah ada di komputer/notebook. Pada contoh kali ini, yang kami lakukan adalah mencoba menginstall Ubuntu Linux di flash disk.
Sebelum mencoba trik ini, ada beberapa hal yang perlu anda siapkan:
  • Komputer atau notebook dengan OS windows sebagai alat untuk mengkonversi Ubuntu ke flash disk.
  • File image Ubuntu yang berformat ISO.
  • Flash disk dengan kapasitas minimal 2 GB.
  • Universal USB Installer sebagai aplikasi untuk mengkonversi Ubuntu ke flash disk.
Jika persiapan sudah selesai, ikuti petunjuk di bawah ini:

  • Kemudian pada bagiam menu dropdown pada aplikasi ini, pilih sistem operasi Linux yang akan diinstall. Karena menggunakan Ubuntu, maka saya memilih Ubuntu pada bagian ini. 
  • Pada bagian Browse, pilih lokasi dari file ISO yang ingin diinstall ke dalam flash disk. 
  • Pada drodown menu menu bagian bawah, pilih drive dari flash disk yang ingin ditempati Ubuntu Linux. Pilih Erase content jika anda ingin menghapus semua file yang ada pada flash disk.
  • Pada bagian “slider” dari kapasitas file, kita bisa memilih berapa kapasitas yang akan digunakan untuk Ubuntu. Sesuaikan dengan kebutuhan anda. 
  • Terakhir klik tombol Create dan tunggu sampa semua proses selesai.
Setelah semua proses selesai, sekarang coba restart komputer/notebook anda dan booting melalui flash disk yang baru saja diisi file dari Ubuntu. Tunggu sampai beberapa saat, sampai anda bisa melihat Ubuntu tampil di desktop.

Tips Utak atik Setting Unity Ubuntu 11.04

Minimal ada dua cara melakukan perubahan setting pada Unity. Pertama dengan menggunakan CompizConfig Setting Manager (CCSM) yang bisa anda dapatkan melalui Repository Ubuntu 11.04 Natty Narwhal. Kalau sudah ter-install tinggal cari pada Filter (bagian kiri atas) dengan kata unity kemudian pilih Ubuntu Unity Plugin. Cara kedua dengan menggunakan "software kecil" bernama Confity yang bisa di-download di http://sourceforge.net/projects/confity/

Confity secara umum mirip dengan Ubuntu Unity Plugin hanya saja lebih lengkap dan banyak pilihan utak-atik yang bisa dilakukan seperti mengubah jumlah workspace, memilih apakah Mounted Partition akan ditampilkan di Launcher ataukah tidak, pengaturan kapan launcher akan ditampilkan (saat pointer berada di bagian pinggir kiri layar ataukah saat pointer berada di pojok atas layar) dll sbg. Silahkan mencoba untuk mengetahui lebih banyak.

Repository Lokal berbagai Rilis Distro Ubuntu

Mungkin udah banyak artikel yang membahas tentang repository (terutama Ubuntu dkk). Kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi mengenai beberapa repository lokal yang bisa digunakan dalam menambah koleksi aplikasi di desktop GNU/Linux Anda. Berikut beberapa di antaranya (yang saya tampilkan ini diisikan di /etc/apt/sources.list atau kalau mau lewat Synaptic untuk yang ini terbatas untuk Debian, Ubuntu, LinuxMint dan turunannya).

Repository Ubuntu Lucid Lynx (LinuxMint Isadora)
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu lucid main restricted universe multiverse
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu lucid-updates main restricted universe multiverse
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu lucid-security main restricted universe multiverse


Repository Ubuntu Maverick Meerkat (LinuxMint Julia)
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu maverick main restricted universe multiverse
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu maverick-updates main restricted universe multiverse
deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu maverick-security main restricted universe multiverse


Repository Ubuntu Lucid Lynx
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ lucid main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ lucid-updates main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ lucid-security main restricted universe multiverse


Repository Ubuntu Maverick Meerkat
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ maverick main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ maverick-updates main restricted universe multiverse
deb http://kambing.ui.ac.id/ubuntu/ maverick-security main restricted universe multiverse


Repository Ubuntu Lucid Lynx
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ lucid main restricted universe multiverse
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ lucid-updates main restricted universe multiverse
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ lucid-security main restricted universe multiverse


Repository Ubuntu Maverick Meerkat
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ maverick main restricted universe multiverse
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ maverick-updates main restricted universe multiverse
deb http://repo.ugm.ac.id/ubuntu/ maverick-security main restricted universe multiverse


Repository Debian GNU/Linux
Untuk rilis lenny
deb http://repo.ugm.ac.id/debian/ lenny main contrib non-free

Untuk rilis etch
deb http://repo.ugm.ac.id/debian/ etch main contrib non-free


Tambahan Repository untuk Ubuntu dkk ([rilis] silahkan ganti dengan Versi yang anda pakai misalnya jaunty, karmic, lucid, maverick dll)
deb http://packages.medibuntu.org/ [rilis] free non-free
deb http://archive.getdeb.net/ubuntu [rilis]-getdeb apps
deb http://archive.getdeb.net/ubuntu [rilis]-getdeb games

Cara Instalasi Apache PHP MySQL di Linux

Anda pasti udah sering mendengar ketiga "nama besar" tersebut dalam jajaran produk-produk open source yang beredar di pasaran. KehAndalan Web Server Apache yang dipadukan dengan "kesederhanaan" PHP dan DBMS (database management system) MySQL merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang menginginkan kestabilan dan efisiensi (: baca pengiritan) dalam suatu server. Sudah banyak pihak yang menggunakan tiga sekawan ini dalam melakukan berbagai kegiatannya di dunia maya.
Masalahnya adalah bagaimana caranya supaya Anda yang sudah memiliki webhosting sendiri (baik yang berbayar maupun yang gratisan) bisa menghadirkan tiga sekawan ini tanpa perlu terkoneksi ke internet. Bukankah akan membuang-buang (dan waktu) kalau tiap kali Anda ingin memprogram skrip PHP untuk membenahi web Anda, harus selalu terkoneksi ke internet telebih dahulu. Apalagi kalau koneksi internetnnya pas-pasan. Bisa-bisa malah stres jadinya.
Bukankah lebih enak kalau Anda bisa menghadirkan Apache, PHP, dan MySQL di lingkungan lokal. Selain lebih irit, kecepatannya pun akan meningkat sangat drastis karena tidak perlu terkoneksi ke internet. Anda bisa merancang sendiri website/blog dan melihat hasilnya secara instan. Tampilan yang Anda lihat di browser secara lokal akan sama persis dengan tampilan ketika website/blog tersebut sudah Anda upload ke webhosting milik Anda di internet.
Ya, semua itu bisa terwujud berkat adanya semacam virtualisasi PHP, Apache, dan MySQL di lingkungan lokal. Semuanya sama, hanya saja Anda tak perlu koneksi internet untuk menikmatinya. Idenya adalah men-install PHP, Apache, dan MySQL di komputer milik Anda kemudian diakses melalui localhost (biasanya memiliki nomor Internet Protocol 127.0.0.1).
Untuk meng-install PHP, Apache, dan MySQL ada dua cara. Cara pertema adalah Anda mendownload PHP, Apache, dan MySQL secara terpisah dari situsnya masing-masing kemudian dilakukan pengaturan (setting) supaya ketiganya bisa terkoneksi sebagai satu kesatuan. Atau Anda juga bisa memilih cara kedua yang lebih simpel dan mudah yakni dengan mendownload paket software yang berisi PHP, Apache, dan MySQL dan kita tinggal meng-install-nya saja. Paket software yang terdiri atas PHP, Apache, dan MySQL biasanya disingkat dengan AMP (terkadang AMPP dengan P yang terakhir merupakan kependekan dari Perl). Paket AMP ini ada beberapa jenis seperti WAMP (Windows-Apache-MySQL-PHP) untuk sistem operasi Microsoft Windows, LAMP (Linux-Apache-MySQL-PHP) untuk sistem operasi GNU/Linux dan XAMPP (X-Apache-MySQL-PHP-Perl) tersedia versi Windows maupun Linux.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tata cara meng-install LAMP dan yang akan digunakan sebagai contoh adalah distro GNU/Linux turunan Ubuntu yakni Linux Mint (versi 5). Secara umum, cara instalasi pada distro-distro GNU/Linux lainnya lebih kurang sama. Jadi tak perlu khawatir dengan masalah kompabilitas. Oke segera saja kita mulai proses instalasinya.
  1. Pertama, download lebih dulu paket software LAMP. Pada contoh kali ini yang diapakai adalah paket software LAMP yang dibuat oleh BitNami bernama BitNami LAMP Stack. Anda bisa mendownloadnya dari situs http://www.bitnami.org/stacks/
  2. Kebetulan penulis mendownload BitNami LAMP Stack vesi 0.94 dan nama filenya adalah bitnami-lampstack-0.9.4-linux-installer.bin (berbentuk binary file jadi bisa di-install di semua distro GNU/Linux).
  3. Langkah pertama adalah membuka Terminal/Konsole. Ketikkan su (super user, untuk masuk sebagai root) lalu tekan enter dan masukkan password root.
  4. Masuk ke direktori tempat Anda menyimpan installer yang sudah Anda download tadi. Kalau Anda meng-install di folder /home/nama-user/Download ketikkan aja "cd home/nama-user/Download" (tanpa tAnda petik).
  5. Ketikkan ls (huruf L dan S) atau dir untuk melihat isi folder. Lalu untuk merubah hak akses dari file installer tadi, ketikkan "chmod 777 bitnami-lampstack-0.9.4-linux-installer.bin" (tanpa tAnda petik) diakhiri Enter.
  6. Setelah itu ketikkan "./bitnami-lampstack-0.9.4-linux-installer.bin" (tanpa tAnda petik) diakhiri Enter.
  7. Tunggu beberapa saat, akan muncul window instalasi. Cukup klik Forward untuk melanjutkan proses instalasi.
  8. Tentukan dimana Anda ingin meletakkan file-file LAMP kalau ingin meng-install-nya di /opt cukup klik Forward untuk melanjutkan.
  9. Ketikkan password untuk database MySQL (ser default adalah root) dan Anda bisa menambahkan user lainnya nanti setelah proses instalasi selesai.
  10. Langkah berikutnya adalah membuat password untuk menggunakan PMA (PHPMyAdmin) sebuah software yang powerfull untuk mengelola database MySQL berbasis web. User name-nya adalah administrator.
  11. Semuanya sudah siap dan tinggal menunggu perintah Anda untuk memulai instalasi.
  12. Klik Forward dan proses instalasi pun akan segera berjalan.
  13. Pada akhir proses instalasi akan berjalan agak lama karena installer akan melakukan inisialisasi Database MySQL.
  14. Kalau instalasi berjalan dengan sukses maka Anda akan dihadapkan pada window terakhir. Klik Forward untuk mulai menggunakan LAMP.
  15. Buka browser kesukaan Anda (Mozilla Firefox, Opera, Konqueror, Epiphany, Sea Monkey atau yang lain) dan ketikkan 127.0.0.1 atau localhost lalu tekan Enter. Anda akan dibawa ke halaman awal LAMP (kalau browser tak mau menampilkan halaman awal maka tambahkan port default 8080 setelah localhost sehingga menjadi localhost:8080 baru tekan Enter).
  16. Saatnya mencoba aplikasi yang lain ketikkan localhost/phpmyadmin (atau localhost:8080/phpmyadmin) untuk mengakses database MySQL melalui web browser. Masukkan user name administrator dan password yang sudah Anda masukkan ketika proses instalasi tadi.
  17. Tampilan awal PHPMyAdmin akan segera nampak di browser Anda.
  18. Untuk menghentikan (stop) web server Apache dan DBMS MySQL maka Anda bisa melakukannya dari Terminal/Konsole. Ketikkan cd lokasi dimana Anda meng-install LAMP misalnya "cd /opt/lampstack-0.9.4" (tanpa tAnda petik). Kemudian ketikkan "./ctlscript.sh stop mysql" untuk menghentikan MySQL dan ketikkan "./ctlscript.sh stop apache" untuk menghentikan Apache.
  19. Untuk memulai Apache dan MySQL cukup ganti "stop" pada langkah 18 menjadi start. Jadi untuk memulai Apache ketikkan "./ctlscript.sh start apache" dan untuk memulai MySQL cukup ketikkan "./ctlscript.sh start apache".
  20. Kalau Anda hanya ingin coding dengan PHP maka cukup aktifkan Apache saja. Tapi kalau Anda ingin menggunakan MySQL maka Anda harus mengaktifkan kedua-duanya (Apache dan MySQL).
  21. Anda bisa menempatkan website Anda di /folder-instalasi-LAMP/apache2/htdocs
  22. Secara default di folder htdocs telah ada index.html dan ketika Anda menambahkan folder website Anda di sana maka kalau diakses lewat browser yang nampak hanyalah index.html milik LAMP. Supaya website Anda bisa langsung diakses maka rename aja index.html menjadi nama lain misalnya 0_index.html atau sekalian dihapus juga tidak masalah. Kalau Anda me-rename index.html maka ketika Anda mengetikkan localhost yang tampil hanyalah folder dan beberapa file yang ada di htdocs.
  23. Sekarang Anda bisa mulai membuat website. Buat folder baru di htdocs (misalnya folder bernama "coba") lalu akses localhost.

8 Hal yang dilakukan setelah menginstall Ubuntu 11.04

Setelah melakukan instalasi Ubuntu 11.04 ada beberapa hal yang mesti anda lakukan agar ubuntu anda lebih nyaman dalam penggunaan, berikut hal-hal yang perlu dilakukan setelah instalasi ubuntu 11.04 Natty Narwhal :

1. Baca dan Pelajari tentang fitur-fitur terbaru
Ubuntu 11.04 hadir dengan banyak fitur dan trik-trik terbaru sehingga memudahkan anda dalam penggunanaan Ubuntu 11.04. Anda dapat melihat fitur-fitru terbaru Ubuntu di situs resmi Ubuntu.

Fitru-Fitur Ubuntu 11.04

2. Jalankan Update Manager
Tim yang membuat Ubuntu tidak selalu sempurna, bisa saja ada update terbaru dari sistem ubuntu 11.04 yang di publish setelah anda mendownload dan menginstall ubuntu 11.04. Gunakan repositiry default dari ubuntu untuk menjalankan update yang pertama kali.

3. Install Restricted Extras
Karena alasan hukum, ubuntu tidak langsung memasukkan codec yang telah mempunyai hak paten seperti codec MP3, Video WMV atau DVD.

Drivers
Drivers Ubuntu secara otomatis akan mendeteksi dan memperingatkan anda apabila terdapat beberapa hardware yang belum diinstall. Anda hanya perlu melihat pada “panel atas” akan muncul ikon Additional Driver. Jika panel diatas tidak muncul dan ada hardware yang belum bisa bekerja, anda dapat menjalankan dengan manual dengan membuka aplikasi dan search “Hardware Configuration Tool”.
Codecs & restricted formats
Musik menjadi element yang sangat penting dalam sebuah PC/Notebook, Saya yakin anda pasti menghidupkan musik anda ketika sedang menggunakan PC/Notebook. untuk instalasi Codec anda dapat melakukannya hanya dengan satu kali klik : Install Codecs

4. ADD Indicator Applets
Di Ubuntu 11.04 anda tidak dapat meng-ADD Indicator dengan hanya klik kanan di panel, tapi anda dapat membaca hasil oprek berikut untuk tata cara mengADD Indicator di Ubuntu 11.04

cooming soon

5. Application
Aplikasi-aplikasi bawaan di ubuntu pasto belum sesuai dengan kebutuhan anda, anda dapat melakukan isntalasi aplikasi melaluki media Ubuntu Software Center. berikut beberapa contoh aplikasi yang populer :

OpenShot : aplikasi yang mempunyai gaya yang mirip dengan “iMovie”
AbiWord : aplikasi Word yang ringan dan sederhana
ThunderBird : aplikasi E-Mail yang paling populer
Chromium : web browser
Pidgin : aplikasi Chatting

6. Pilihan Desktop

Classic GNOME
Classic GNOME in Ubuntu 11.04 Anda tidak terlalu suka dengan Unity bawaan Ubuntu 11.04 ?? Anda dapat merubah tampilan unity tersebut dengan tampilan classic dari Ubuntu. berikut cara merubah tampilan desktop Ubuntu 11.04 -Log out ke layar login -Klik pada User anda -perhatikan pada menu sesi di bagian bawah layar -Klik dan ganti sesi “Ubuntu Unity” menjadi “Ubuntu Classic” -Klik Login
Unity 2D
Bagi yang gagal mendapatkan tampilan Unity setelah menginstall Ubuntu 11.04 karena gagal dalam hal Grafis, anda dapat menginstall Unity berikut karena lebih ringan dan responsif dengan fitur yang sama, Install Unity 2D
GNOME 3 /Shell GNOME di Ubuntu 11.04
GNOME 3/Sehll dapat di install melalui PPA.

7. Mengatur Ubuntu One File Sync
Ubuntu One menyediakan space sebesar 2GB untuk penyimpanan data Online. dan anda dapat langsung mensikronkannya secara langsung melalui file manager NAUTILUS anda.
Klik Launceh Ubuntu One anda untuk memulai sinkron.

8. Finall
Selamat menggunakan Ubuntu 11.04. Thanks..

Memilih Distro Linux

Pada saat ini, memilih distribusi utama Linux untuk keperluan PC/Desktop sulit untuk dibuat kategorinya. Hal ini mengingat hampir semua distribusi GNU/Linux telah berkembang dan berorientasi untuk kebutuhan desktop atau end user. Seorang pengguna bisa menentukan pilihan yang sangat personal seperti misalnya karena melihat sebuah distribusi mempunyai tampilan awal menarik, karena disarankan oleh teman kerja, karena urutan popularitasnya di internet, karena tersedia gratis atau ada di toko buku/komputer. Pemilihan bisa juga karena pertimbangan non teknis karena supportnya tersedia dan dalam jangkauan pengguna.

Pada pengguna komputer aktif, bisa juga karena alasan teknis seperti teknologi, cara pemaketan, keleluasaan koneksi internet, pendekatan teknis mengapa sebuah distribusi dibuat atau kekayaan paket dan komunitas yang telah ada.
  • Dibawah ini adalah beberapa perbedaan yang bisa dijadikan pertimbangan adalah:Keumuman distribusi yang digunakan oleh komunitas terdekat(lingkungan kerja atau komunitas daerah setempat). 
  • Volume instalasi Ringan atau berat, terkait dengan ukuran RAM dan HD. Kalau mau rumit yang tergantung lagi sama kualitas mainboard dan VGA.
  • Penggunaan distribusi  
    • Server, desktop ringan atau desktop lengkap 
    • Thin client, rescue, server khusus, server besar, desktop utama, hardware lama  
  • Popularitas di internet Distrowatch.com secara aktif mengupdate popularitas distribusi. 
  • Garansi distribusi 
    • Umur atau keaktifan pengembangan 
    • Milestone pengembangan distribusi 
    • Lisensi  
  • Ketersediaan support oleh pihak ketiga.

    Distribusi Linux

    Berikut ini merupakan review singkat dari beberapa distribusi Linux yang populer digunakan. 
    • Debian GNU/Linux
      Merupakan non komersial produk yang dibuat oleh banyak programmer independen. Bisa dikatakan Debian GNU/Linux merupakan distribusi yang baik untuk digunakan oleh seorang hacker. Distribusi yang satu ini sama sekali tidak memiliki dukungan komersial untuk digunakan oleh instansi bisnis. Debian sendiri memiliki dukungan terhadap beberapa platform. Selain jalan pada mesin Intel, debian juga dapat dijalankan pada Alpha, Macintos 68K, dan Sun Sparc. Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat pada www.debian.org.
      • Fedora
      Fedora merupakan salah satu distribusi Linux yang dikembangkan oleh Yayasan Fedora. Distro ini awal mulanya adalah Red Hat, salah satu distro tertua yang dikenal keandalannya di bidang enterprise. Meskipun berasal dari Red Hat, namun dalam pengembangannya Yayasan Fedora berusaha lepas dari bayang-bayang Red Hat, dan berkeinginan menjadi distro yang 100% dikembangkan oleh komunitas.
      • Ubuntu
      Ubuntu adalah cabang dari Debian Desktop yang dikembangkan untuk keperluan end user. Ubuntu mencampur antara cabang Debian stable, testing dan unstable untuk bisa bekerja sama dalam satu instalasi, yang di Debian menggunakan metode apt pinning. Ubuntu mengambil perjanjian Debian untuk selalu free atau bebas.
      • RedHat
      Merupakan distribusi Linux yang paling populer. Menggunakan rpm sebagai sistem paket yang juga digunakan oleh beberapa distribusi lainnya. Dengan rpm maka penginstalan, proses uninstall dan upgrade paket dapat dilakukan secara otomatis. Saat ini redhat banyak bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar seperti Oracle, IBM, Sun dan lain-lain. Informasi lebih lanjut silahkan lihat di www.redhat.com.
      • Nusantara 3
      Distro Nusantara 3 (Mahakam) merupakan distro berbasis Fedora yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna Indonesia. Pengembangan lanjutan distro ini disponsori oleh Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI). Meskipun disponsori oleh pemerintah, namun distro ini diharapkan dapat tumbuh dan dikembangkan oleh komunitas. Nusantara 3 (Mahakam)
      dikembangkan dengan mengambil basis Fedora 9.
      • OpenLinux
      Caldera Open Linux Didesain untuk penggunaan tingkat korporasi atau penggunaan komersial lainnya. Distribusi ini menyertakan berbagai macam paket, termasuk semua paket-paket software dari GNU, seperti X Window Sistem, Sistem Manajer, Internet server dan lainnya. Caldera memisahkan bagian dari produk mereka sesuai dengan target pasar yang akan dituju. Seperti caldera eDesktop yang didesain untuk digunakan pada workstation, dan eServer yang digunakan untuk tingkatan server. Jelasnya lihat di
      • SuSE
      Pada awalnya hanya merupakan sebuah distribusi Lokal yang menggunakan bahasa jerman. Pada akhirnya SuSE merupakan distribusi Linux pertama yang memiliki dukungan kuat terhadap bahasa Indonesia melalui I18N. Distribusi ini juga menyertakan beberapa paket seperti Word Perfect, Koffice, StarOffice dan lain-lain. SuSE juga menyertakan beberapa software komersial seperti AdabasD dan Linux Office Suite. Lebih lengkapnya silahkan tengok di www.suse.com
      •  Knoppix
      Knoppix merubakan sebuah distribusi Linux dengan versi Live CD, yang berarti bahwa knoppix bisa dijalankan langsung dari CD tanpa harus melakukan instalasi. Bagi pengguna yang ingin belajar sistem operasi linux akan tetapi kesulitan atau belum siap melakukan instalasi dapat menggunakan distribusi versi Live CD. Selain berbagai distribusi Linux di atas, masih terdapat lagi banyak distribusi seperti slackware, mandrake, Turbolinux, trustix merdeka, winbi, bijax dan lainnya. Selain distribusi generic diatas masih banyak distribusi Linux lain yang memang dikhususkan untuk tujuan tertentu seperti Router, Diskless atau Firewall

      Sharing File Dan Printer Di Ubuntu 11.10

      Sama seperti versi sebelumnya, Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot ini secara default dibekali dengan Unity desktop sebagai graphic interfacenya. Berikut adalah tampilan Unity desktop yang cukup cantik di Ubuntu 11.10 Oneiric.



      Salah satu prioritas yang segera dilakukan setelah selesai menginstall Ubuntu adalah mengkatifkan fasilitas sharing file dan printer. Maklum tidak setiap komputer di kantor dilengkapi printer sendiri-sendiri. Hanya ada 1 printer yang harus disharing untuk beberapa PC. Di samping itu antar PC juga sering memerlukan untuk saling berbagi file melalui jaringan wireless. Samba adalah aplikasi Linux yang paling mudah dan andal untuk sharing printer dan file, baik sesama PC Ubuntu maupun antara Ubuntu dan Windows.
      Ada beberapa perbedaan untuk Ubuntu 11.10 ini. pada versi-versi sebelumnya. Tinggal install Samba melalui Ubuntu Software Center. Kemudian setting folder-folder yang akan di-share dengan teman-teman sekantor. Terakhir tambahkan nama-nama user beserta passwordnya ke dalam Samba preferences, maka komputer kita pun akan siap untuk sharing file dan printer dengan yang lain.
      Pada ubuntu 11.10 setelah Samba dibuka, kemudian memasukkan password yang diminta Ubuntu, di layar monitor sama sekali tidak muncul tampilan panel Samba seperti biasanya.
      Agar Samba bisa dibuka dan digunakan di Ubuntu 11.10 langkah-langkah instalasinya adalah sbb :
      1.      Install Samba melalui Ubuntu Software Center
      2.      Install Samba updates melalui Update Manager.
      Jangan lupa untuk terlebih dahulu mensetting dan memutakhirkan Update Manager.
      3.      Install glade dan python-glade. Yang paling mudah adalah install melalui Synaptic Package Manager. Jika Synaptic Package Manager belum terpasang, anda bisa menginstallnya melalui Ubuntu Software Center.
      Kini sharing printer dan file di Ubuntu 11.10 pun siap dilakukan.
      Selamat Mencoba.

      Panduan Praktis Cara Menginstall Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot

      Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot telah resmi dirilis 13 Oktober lalu. Sebuah rilis yang sangat dinantikan dan diharapkan membawa banyak perubahan serta dukungan terhadap teknologi terbaru.

      Panduan praktis menginstal Ubuntu 11.10 kami susun sedemikan rupa. Kami berharap, tutorial ini akan mudah diikuti oleh seorang pemula sekalipun. Lengkap dengan panduan gambar, kami sajikan artikel ini dengan tetap mempertimbangkan beberapa aspek, termasuk kemudahan pembaca untuk memuat halaman, sehingga gambar-gambar tidak dapat ditampilkan seluruhnya. Untuk mebuka gambar yang diperlukan Anda cukup mengklik link untuk masing-masing gambar mengikuti isi tutorial.

      Sebelum mulai menginstal Ubuntu 11.10, kita memerlukan installer baik yang berupa live CD desktop maupun live DVD installer. Bagi Anda yang belum memiliki CD/DVD Ubuntu 11.10, silahkan mendownloadnya terlebih dulu melalui halaman rilis Ubuntu 11.10 lalu memburningnya kedalam CD/DVD.
      Bagi pemula, kami sarankan untuk mengikuti tutorial menginstal Ubuntu 11.10 ini menggunakan hardisk baru atau hardisk yang tidak berisi file atau data-data penting. Bagi pengguna yang akan menginstal untuk sistem dual boot bersama sistem operasi lainnya atau menginstal pada hardisk yang telah berisi file dan data penting, silahkan membackup lebih dulu file-file penting itu kedalam media atau hardisk lain. Hal ini kami sampaikan untuk menghindari risiko kehilangan data jika selama proses instalasi terjadi kesalahan karena file-file yang telah dihapus saat instalasi TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN LAGI.
      Setelah semua kebutuhan siap dan Anda cukup memahami risiko yang mungkin terjadi, kita akan mulai proses menginstal Ubuntu 11.10. Masukkan CD/DVD Ubuntu 11.10 desktop kedalam CD/DVD drive, reboot komputer lalu ataur BIOS agar menggunakan CD/DVD sebagai media booting pertama. Ubuntu live desktop akan segera dijalankan, tunggulah hingga ditampilkan halaman "Welcome"...
      Pada halaman tersebut pilih tombol "Try Ubuntu" untuk menjalankan Ubuntu 11.10 sebagai desktop live CD. Ini dimaksutkan untuk memeriksa apakah perangkat yang kita gunakan telah dikenali dengan baik dan sistem dapat berjalan dengan sempurna.

      Setelah desktop selesai dimuat, klik ganda ikon "Install Ubuntu" yang berada di desktop untuk menjalankan Ubiquity (installer Ubuntu). Pada halaman muka, pilih bahasa yang ingin digunakan lalu tekan tombol "Continue"...
       
      Kita akan dibawa ke halaman "Preparing to install Ubuntu". Pada halaman ini installer akan memeriksa ketersediaan perangkat yang dibutuhkan termasuk sambungan internet jika tersedia...




      Gambar 1, installer Ubuntu mendeteksi keberaan hardisk dan tersedianya sambungan internet.
      Gambar 2, installer tidak menemukan ketersediaan sambungan internet. Pada langkah ini, jika Anda memiliki sambungan ke internet maka Anda dapat memilih opsi untuk mendownload update jika telah tersedia serta menginstal perangkat lunak yang disediakan pihak ketiga selama proses instalasi, namun demikian, kami menyarankan untuk memutuskan terlebih dulu koneksi internet dan tidak mengaktifkan kedua opsi tersebut karena dengan mengaktifkan keduanya akan menyebabkan proses instalasi berjalan lama.

      Pada halaman "Installation type", Anda diminta menentukan jenis instalasi yang ingin dilakukan. Gambar berikut akan menunjukkan pada Anda beberapa kondisi yang mungkin kita jumpai...
       
      Gambar 3, Ubuntu mendeteksi keberadaan sistem lain, dalam contoh adalah Windows 7. Anda memiliki beberapa pilihan, opsi pertama "Install Ubuntu alongside Windows 7"; pilihan ini akan memerintahkan Ubuntu untuk melakukan instalasi secara otomatis menyesuaikan ruang hardisk yang tersedia. Opsi kedua "Replace Windows 7 With Ubuntu"; opsi ini akan menghapus sistem yang telah ada dan menggantinya dengan Ubuntu 11.10. Peringatan!!!: dengan memilih opsi ini maka instalasi Windows 7 serta semua isi hardisk termasuk data dan file lain akan dihapus dan hardisk akan diformat ulang. Opsi ketiga "Something else"; opsi ini memungkinkan kita mengatur secara mandiri instalasi Ubuntu bersama Windows 7 dengan menyusun partisi secara manual (akan kami jelaskan pada langkah berikutnya).

      Gambar 4, Ubuntu 11.10 mendeteksi keberadaan sistem operasi lain dan juga sistem operasi Ubuntu versi sebelumnya, dalam contoh ini sistem yang telah ada adalah Windows 7 dan Ubuntu 11.04. Dalam kondisi ini kita diminta untuk memilih beberapa opsi, opsi pertama "Erase Ubuntu 11.04 and reinstall"; jika Anda memilih opsi ini maka instalasi Ubuntu 11.04 akan dihapus dan digantikan oleh Ubuntu 11.10. Peringatan!!!: pilihan ini akan menghapus semua file dan data yang berada dalam sistem Ubuntu 11.04. Opsi kedua "Upgrade Ubuntu 11.04 to 11.10"; opsi ini digunakan untuk meng-upgrade sistem Ubuntu 11.04 yang telah ada menjadi Ubuntu 11.10, dengan cara ini semua data dan file yang disimpan tidak akan dihapus. Perangkat lunak yang telah diinstal pada sistem versi sebelumnya akan dipertahankan jika memungkinkan, sepanjang dependensi dan kompatibilitas dengan Ubuntu 11.10 terpenuhi, jika tidak, perangkat lunak akan dihapus. Opsi ketiga "Erase everything and reinstall"; Peringatan!!!, pilihan ini akan menghapus semua sistem yang telah ada (Windows 7 dan Ubuntu 11.04) beserta semua data dan file yang ada dalam hardisk. Opsi keempat "Something else"; penjelasan sama dengan gambar sebelumnya.

      Gambar 5, Ubuntu 11.10 tidak mendeteksi keberadaan sistem operasi lain, hal ini mungkin terjadi karena Ubuntu tidak mengenali, atau hardisk masih dalam keadaan kosong (baru) dan atau hardisk telah memiliki bebrapa partisi yang berisi data dan file-file lain. Dalam keadaan tersebut kita hanya diberika dua pilihan, opsi pertama "Erase disk and install Ubuntu"; Peringatan!!!: ini akan menghapus semua isi hardisk dan Ubuntu 11.10 akan melakukan instalasi (penentuan partisi) secara otomatis. Opsi kedua "Something else"; sama dengan penjelasan gambar sebelumnya.

      Dari semua kemungkinan di atas, kami menyarankan Anda memilih opsi terakhir "Something else". Dengan memilih opsi tersebut kita dapat menentukan proses pembuat partisi secara manual sesuai kebutuhan. Tentukan pilihan Anda, lalu lanjutkan proses dengan menekan tombol "Continue".

      Jika Anda memilih opsi terakhir "Something else", pada halaman selanjutnya Ubuntu 11.10 akan menampilkan tabel partisi pada hardisk yang dikenali...


      Gambar 6, hardisk dalam keadaan kosong atau masih baru, untuk dapat menggunakannya kita harus membuat sebuah tabel partisi baru pada hardisk tersebut (/dev/sda). Untuk membuat tabel partisi pada hardisk baru, tekan tombol "New Partition table...", sebuah dialog "Create new empty partition table..." akan ditampilkan ( Gambar 7 ), tekan tombol "Continue" pada dialog tersebut untuk melanjutkan pembuatan tabel partisi.

      Gambar 8, Ubuntu mengenali sebuah hardisk yang telah memiliki beberapa partisi dan menemukan sistem operasi lain (Windows 7) terinstal didalamnya. Pada contoh ini, hardisk yang kami gunakan telah berisi Windows 7 pada drive C dan sebuah partisi berisi file yang tidak penting pada drive D. Ubuntu mengenali hardisk sebagai /dev/sda dan telah memiliki tiga partisi masing-masing /dev/sda1 (system reserved), /dev/sda2 (drive C tempat sistem Windows 7 diinstal) dan /dev/sda3 (drive D) yang akan kami hapus untuk menginstal Ubuntu 11.10. Dalam kondisi ini, Anda jangan mengutak-atik partisi lain selain partisi yang memang telah kita tentukan untuk tempat instalasi Ubuntu. Pilih partisi yang telah ditentukan lalu tekan tombol "Delete", Peringatan!!!: partisi beserta isinya akan dihapus dan TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN LAGI sehingga sebelum menekan tombol tersebut pastikan Anda tidak salah pilih.

      Gambar 9, Ubuntu mengenali keberadaan sebuah hardisk yang telah memiliki bebrapa partisi yang berisi file-file lain namun tidak menemukan sistem terinstal didalamnya. Jika file-file yang ada dalam hardisk tersebut sudah tidak diperlukan lagi dan Anda ingin menggunakan seluruh isi hardisk, pilih sebuah partisi lalu tekan tombol "Delete", Peringatan!!!: partisi beserta isinya akan dihapus dan TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN LAGI. Ulangi langkah tersebut dengan memilih satu persatu partisi lain yang akan dihapus. Pada langkah ini, Anda juga dapat memilih untuk hanya menghapus sebuah partisi saja yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menginstal Ubuntu 11.10 dengan pertimbangan partisi lain dapat digunakan menyimpan data dan file-file penting lainnya.

      Dari semua langkah yang kita lakukan di atas, dengan berbagai kondisi dan pilihan yang telah kita tentukan, hasilnya adalah sebuah "free space" dibawah /dev/sda ( Gambar 10 ) yang selanjutnya akan kita susun partisi-partisi baru pada free space tersebut untuk menginstal Ubuntu.

      Langkah selanjutnya adalah menyusun partisi secara manual...
      Gambar 11, Partisi pertama yang akan dibuat adalah partisi "swap". Pilih pada free space lalu tekan tombol "Add", pada halaman "Create partition" opsi "Type for the new partition:" pilih "Primary" jika masih memungkinkan, pada opsi "New partition size...:" tentukan kapasitas partisi yang akan dibuat, pada contoh ini kami tentukan nilai "1024" dalam satuan megabyte. Pada opsi "Location for...:" pilih "Beginning" dan pada opsi "Use as:" pilih "swap area", tekan tombol "OK" untuk membuat partisi "swap".

      Gambar 12, Partisi kedua adalah partisi "/". Pilih pada free space yang masih ada lalu tekan tombol "Add", pada halaman "Create partition" opsi "Type for the new partition:" pilih "Primary" jika masih memungkinkan, pada opsi "New partition size...:" tentukan kapasitas partisi yang akan dibuat, pada contoh ini kami tentukan nilai "15000" dalam satuan megabyte. Pada opsi "Location for...:" pilih "Beginning", pada opsi "Use as:" pilih "Ext4 journaling file system", dan pada opsi "Mount point:" pilih "/", tekan tombol "OK" untuk membuat partisi "/".

      Gambar 13, Partisi terakhir adalah partisi "/home". Pilih pada free space yang masih tersisa lalu tekan tombol "Add", pada halaman "Create partition" opsi "Type for the new partition:" pilih "Primary" jika masih memungkinkan, pada opsi "New partition size...:" tentukan kapasitas partisi yang akan dibuat, pada contoh ini kami menggunakan seluruh sisa free space yang ada "26925" dalam satuan megabyte. Pada opsi "Location for...:" pilih "Beginning", pada opsi "Use as:" pilih "Ext4 journaling file system", dan pada opsi "Mount point:" pilih "/home", tekan tombol "OK" untuk membuat partisi "/home".

      Gambar 14, tabel partisi yang kita buat kurang lebih akan nampak seperti gambar tersebut. Kini Ubuntu 11.10 telah siap untuk diinstal, tekan tombol "Install Now" untuk melanjutkan proses instalasi.

      Langkah-langkah selanjutnya tinggal mengisi informasi pribadi yang dibutuhkan. Pada halam "Where are you?" tentukan lokasi tempat Anda berda ( Gambar 15 ), tekan "Continue" untuk melanjutkan. Pada halaman "Keyboard layout" pilih tata letak keyboard yang digunakan atau biarkan dalam keadaan default ( Gambar 16 ), tekan "Continue" untuk melanjutkan. Pada halaman "Who are you?" isi semua informasi pribadi yang diminta, "Your name:" isi dengan nama lengkap Anda, "Your computer's name:" isi dengan nama komputer yang Anda inginkan, "Pick a username:" tentukan username yang akan digunakan untuk login ke sistem, "Choose a password:" dan "Confirm your password:" isi dengan password yang akan Anda gunakan saat login. Dua opsi dibawahnya, pilih pada "Require my password to log in" dan tidak perlu mengaktifkan pilihan "Encript my home folder" jika Anda tidak tahu kegunaannya ( Gambar 17 ), tekan "Continue" untuk melanjutkan. Semua informasi yang diminta telah selesai kita tentukan, slideshow informasi akan ditampilkan, tinggal menanti instalasi diselesaikan ( Gambar 18 ). Instalasi selesai, pada dialog "Installaton complete" tekan tombol "Restart Now" ( Gambar 19 ), komputer akan direstart, ambil CD/DVD installer yang dikeluarkan lalu tekan enter.

      Beberapa saat kemudian komputer akan dinyalakan kembali...

      Gambar 20, Plymouth, boot splash Ubuntu 11.10 ditampilkan. Gambar 21, LightDM, layar login Ubuntu 11.10 yang baru dan indah. Gambar 22, Desktop Unity 2D Ubuntu 11.10 jika driver atau perangkat grafis yang digunakan belum diinstal dan atau belum dikenali.

      Desktop Ubuntu 11.10 dengan Unity 3D ( Gambar 23 ), Gambar 24 dan Gambar 25, efek 3D dengan desktop Cube pada Unity Ubuntu 11.10.

      Selamat mencoba...

      Mengenal User di Linux

      Linux adalah sistem operasi multiuser dan multitasking. Multiuser artinya, dalam waktu yang bersamaan, Linux dapat digunakan oleh banyak user, baik melalui keyboard dan mouse yang sama atau melalui komputer lain dalam jaringan.

                  Multitasking artinya dalam waktu yang sama, Linux dapat menjalankan beberapa program. Bahkan Linux dapat menjalankan banyak Window, misalnya Anda dapat menjalankan Icewm, XFCE, Blackbox, KDE, dan GNOME, seakan-akan menjalankan Windows 95, 98, XP, Vista, NT, 2000, dan 2003, juga Macintosh secara bersamaan.

                  Setiap user memiliki hak yang berbeda, misalnya sesama user biasa tidak bisa saling melihat isi direktori dan isi file. Ini salah satu yang membuat Linux aman terhadap penyebaran virus.

      Bekerja sebagai Administrator

                  Saat bekerja, biasanya pengguna login sebagai user biasa. User biasa tidak punya akses penuh terhadap sistem. Agar dapat memiliki akses penuh, Anda harus login sebagai root atau superuser. Jika Anda telah login sebagai user biasa, Anda dapat berubah menjadi root dengan perintah su.

                  Di distro Linux lain seperti Ubuntu, Anda bisa mudah untuk berubah menjadi root, tanpa harus memasukkan password, dengan perintah “sudo su”. Dalam kenyataan kerja yang normal di Linux, setiap user dan root harus memiliki password.

                  Untuk keamanan, bekerja biasa harus menggunakan user biasa, bukan root, karena root punya kekuasaan tak terbatas. Jika sedikit saja melakukan kesalahan, misalnya menghapus file penting, komputer bisa bermasalah. Untuk bekerja sebagai root, sebaiknya tetap sebagai user biasa, lalu menjalankan perintah untuk root dengan menambahkan kata sudo di depan perintah. sudo artinya superuser do atau menjalankan perintah sebagai root.

      Agar user biasa bisa menjalankan tugas root dengan  password (misal user01) atau tanpa Password (misal rus), edit file /etc/sudoers dengan menambahkan baris berikut ini:

      user01 ALL=(ALL)   ALL

      rus ALL=(ALL) NOPASSWD: ALL

                  Berikut ini beberapa perintah penting sebagai admin. Sekali lagi, sebagai user ubuntu, tambahkan perintah sudo di depan perintah-perintah ini. Misalnya, sudo fdisk -l untuk melihat susunana partisi harddisk. Atau lebih dahulu

      $ sudo su

      :
      merubah menjadi root sehingga prompt berubah dari lambang dollar ($) menjadi pagar (#).
      # adduser nama-user
      :
      Menambah user baru
      # deluser nama-user
      :
      Menghapus user
      # mount /dev/hda1 /mnt/hda1

      :
      Mengaitkan harddisk /dev/hda1 ke sistem Linux dengan titik kait di /mnt/hda1.  Mount juga untuk disket atau CDROM atau file sharing di komputer lain.

                  Sekali lagi, hati-hati saat bekerja sebagai root, karena kekuasaan root yang tidak terbatas dapat menghapus data apa saja, termasuk memartisi memformat hard disk. Jika tidak hati-hati dalam bekerja, Anda dapat menghilangkan data atau merusak sistem Linux dan semua sistem yang ada di dalam hard disk, flash disk atau tempat penyimpanan lainnya. 

      Perintah Dasar Linux


      Menggunakan perintah-perintah dasar di Linux, sebagai user biasa dan root.
                  Linux memiliki fleksibilitas tinggi. Jika Anda tidak membutuhkan tampilan grafis, Linux tetap dapat digunakan secara penuh. Bagi yang tidak kesulitan dalam penglihatan, Linux sering dikritik karena memiliki kelebihan ini. Mengapa dikritik? Karena banyak pengguna Linux yang sedang bekerja dengan modus teks, tidak perlu grafis. Akibatnya, orang lain yang belum pernah menggunakan Linux melihat Linux itu tidak menarik. Padahal, di balik perintah-perintah, apalagi dengan editor teks, banyak karya dihasilkan dengan Linux tanpa grafis.

                  Misalnya, Linux tanpa grafis cukup baik untuk membaca email, menulis email, membaca berita di Internet, membuat file teks, membuat program berbasis web mulai dari memformat halaman HTML, membuat program PHP, Javascript, dan Java serta bahasa pemrograman lainnya.

       "Apa yang harus saya lakukan setelah login di Linux?" "Bagaimana untuk melihat isi harddisk di dalam Linux?"

      Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang mungkin paling sering ditanyakan oleh para newbie setelah mereka berhasil menginstall Linux. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk membantu kamu untuk memulai petualangan Linuxmu yang pertama.

                  Berikut ini contoh-contoh perintah dan program di Linux yang sangat berguna untuk bekerja sehari-hari.

      Perintah-perintah dasar seperti DOS.

      Semua perintah DOS atau command di Windows memiliki padanannya di Linux. Sebaliknya, banyak perintah di Linux, misalnya untuk mengkonfigurasi server-server, tidak dapat dilakukan dengan Windows. Perintah-perintah seperti DOS itu antara lain:

      $ ls
      :
      melihat isi direktori atau dir
      $ mkdir x
      :
      membuat direktori x
      $ rmdir x
      :
      menghapus direktori x yang tidak ada isinya
      $ cp x y
      :
      mengkopi file x ke file y
      $ rm x
      :
      remove atau delete file x
      $ mv x y
      :
      memindahkan atau merename file x ke y
      $ cd
      :
      pindah direktori. Jika tanpa opsi atau argument, berarti pindah ke direktori home user yang sedang login
      $ cd x
      atau cd /x
      :
      masuk ke direktori x
      $ cd ..
      atau cd ../
      atau cd/..
      :
      pindah ke direktori satu level di bawah
      $ rm -r x
      :
      untuk menghapus direktori x beserta seluruh isinya
      $ rm p
      :
      untuk menghapus paket tertentu
      $ df atau df x
      :
      untuk mengetahui space kosong dalam device x
      $ top
      :
      untuk mengetahui status memori (tekan q untuk quit)
      $ echo x

      untuk mencetak isi dari suatu file x ke screen


      Perintah-perintah dan aplikasi khusus.

      $ pwd
      :
      print working directory atau menanyakan nama direktori sekarang
      $ whoami
      :
      menanyakan siapa yang sekarang sedang bekerja (user apa yang sedang digunakan).
      $ mail
      :
      artinya melihat email yang masuk. Jika ada daftar email, tekan r diikuti nomor email untuk membaca email tersebut, r untuk mereply dan d untuk menghapus. Keluar dari email gunakan q atau x jika tidak jadi menghapus
      $ lynx
      :
      untuk mengakses web, seperti links.
      $ joe
      :
      editor teks yang mirip ne dan emacs
      $ vi
      :
      editor teks yang mirip ne
      $ su
      :
      untuk berubah menjadi root.
      $ ps
      :
      untuk melihat daftar program yang sedang berjalan, lengkap dengan nomor id. Lebih lengkap lagi menggunakan perintah ps -aux
      $ cat
      :
      untuk menampilkan isi file tanpa mengedit
      $ less
      :
      mirip dengan cat, namun bisa melihat per layar atau per baris.
      $ man

      :
      Untuk mengetahui arti setiap perintah, tersedia perintah “man perintah” yang akan menampilkan manual perintah
      $ man ls
      :
      Contoh berikut ini untuk menampilkan manual perintah ls.
      $ mc
      :
      untuk menghidupkan Norton Commander dalam Linux (sangat berguna dan memudahkan bagi newbie)
      $ mount
      :
      untuk menghidupkan suatu device spt cdrom
      $ halt
      :
      untuk shutdown
      $ reboot
      :
      [ctl + alt + del] = untuk reboot
      $ chmod
      :
      untuk mengubah permission suatu file
      $  ls -l x
      :
      untuk melihat isi suatu direktori secara rinci
      $ ln -s x y
      :
      untuk membuat link dari suatu file x ke file y
      $ find x -name y -print
      :
      untuk menemukan file y, dengan mencari mulai dari direktori x dan tampilkan hasilnya pada layar
      $ kill x
      :
      untuk mematikan proses x (x adalah PID di dalam ps)
      [alt] + F1 - F7
      :
      untuk berpindah dari terminal 1 - 7 (ciri khas Linux
      $ lilo
      :
      untuk membuat boot disk
      $ startx
      :
      untuk menjalankan X-Windows
      [ctl] + [alt] + [backspace]
      :
      untuk keluar dari X-Windows jika terjadi trouble
      [ctl] + [alt] + F1 - F6
      :
      untuk pindah dari satu terminal ke terminal lain dalam X-Windows
      xf86Config
      :
      untuk mengeset X (primitif) dalam text mode
      Xconfigurator
      :
      sama seperti di atas
      x lalu [tab] [tab]
      :
      untuk mengetahui perintah apa saja yang tersedia yang berawalan huruf x

      Semoga bermanfaat.